Ada berbagai macam energi,diantaranya energi surya,angin,gelombang dan lain-lain.Sebagaimana telah diketahui pengembangan energi yang bersumber pada fosil(minyak bumi) sangat terbatas. Salah satu alternatif yang ditawarkan adalah dengan mengunakan teknologi thermoelectri converter. Salah satu keunggulan teknologi ini adalah kondisinya yang amat cocok dengan iklim yang berada di Indonesia.
Salah satunya adalah Konversi energi panas laut adalah sistem konversi energi yang terjadi akibat perbedaan suhu di permukaan dan di bawah laut menjadi energi listrik. Potensi terbesar konversi energi panas laut untuk pembangkitan listrik terletak di khatulistiwa. Soalnya, sepanjang tahun di daerah khatulistiwa suhu permukaan laut berkisar antara 25-30°C, sedangkan suhu di bawah laut turun 5-7°C pada kedalaman lebih dari 500 meter.Thermoelectric converter adalah suatu alat yang dimana pada dasarnya menggubar energi suhu (perubahan suhu) menjadi energi listrik. Dalam percobaan ini digunakan alat yang dinamakan The Pasco Scientific Thermoelectric heat pump. Dimana alat ini terdiri dari dua buah kaki cell yang merupakan semikonduktor.
Dengan menggunakan aliran electron yang dihasilkan oleh cell yang panas, maka hal ini akan menggerakan kipas pada alat peraga diatas. Pada keadaan ini, perbedaan temperature yang cukup besar antara kaki cell panas dan dingin dapat menghasilkan energi listrik ( ).Dua langkah dasar untuk pengindetifikasian system converter dari selisih perubahan suhu ke listrik, yaitu seeback effect dan peltier effect. Dimana seeback effect yaitu untuk membuktikan bahwa dengan adanya perbedaan suhu yang tinggi dapat menghasilkan energi listrik. Sedangkan peltier effect adalah sebaliknya, yaitu membuktikan bahwa dengan memberi tegangan pada alat peraga sehingga pada akhirnya juga akan memberikan perubahan perbedaan suhu pada ke dua kaki cell. Pada dasarnya, dilakukan 2 tahap yaitu seedback effect dan patier effect. Pada Pasco Model TD-8550A thermoelectric Converter didisain untuk menggambarkan hubungan anatara hukum termodinamikan ke-1 dan ke-2. Hukum Thermodinamikan I mengatakan, “Hukum ini terkait dengan hukum kekekalan energi, hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dan suatu system yang termodinamikanya tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam system dan kerja yang dilakukan terhadap system”.
Sedangkan hukum ke-2 Thermodinamikan ke-2 menyatakan, “Hukum ini berkaitan dengan dengan entropi, selain itu hukum ini menyatakan bahwa total entropi suatu system termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu. Pada seedback effect pada dasarnya digunakan untuk mengetahui efesiensi converse perbedaan perubahan suhu ke energi listrik. Kemudian Pada peltier effect ini merupakan kebalikan dari seedback effect, dimana dalam hal ini peralatan diberikan tegangan DC power. Thermoelectric converter ke-2 kaki cellnya adalah semikonduktor. Pada saat proses seedback effect, panas yang diserap oleh cell akan melepaskan energi electron. Setelah mencapai tingkatan energi yang amat tinggi, electron akan lepas dari energi ikat bahan sehingga dengan bebasnya electron akan bergerak yang pada akhirnya kemudian terjadi aliran electron.
Ketika ini terjadi maka dengan memanfaatkan medan listrik yang dihasilkan kemudian dapat dimanfaatkan untuk dikonversi ke energi listrik. Sampai saat ini material yang sering digunakan adalah berupa crystalline. Hal ini dikembangkan oleh Komatsu Electronics. Keuntungan menggunakan material ini adalah:
(1)higher performance
(2)higher mechanical strength
(3)uniformity of the performance and strength.
No comments:
Post a Comment